Sabtu, 19 Desember 2009

# HIV and Its Treatment: What You Should Know

These fact sheets are intended for use by people recently diagnosed with HIV infection or those who are considering starting HIV treatment. The fact sheets are designed as a series, but can also be used as stand-alone documents. Information in these fact sheets is based on Guidelines for the Use of Antiretroviral Agents in HIV-1-Infected Adults and Adolescents, developed by the U.S. Department of Health and Human Services (HHS) Panel on Antiretroviral Guidelines for Adults and Adolescents, which is convened by the HHS in conjunction with the Henry J. Kaiser Family Foundation.

Download brochure here

Male Circumcision and Risk for HIV Transmission and Other Health Conditions: Implications for the United States

This fact sheet summarizes information in four areas of male circumcision: 1) male circumcision and risk for HIV transmission; 2) male circumcision and other health conditions; 3) risks associated with male circumcision; and 4) status of HIV infection and male circumcision in the United States.
What is Male Circumcision?

Male circumcision is the surgical removal of some or all of the foreskin (or prepuce) from the penis [1].
Male Circumcision and Risk for HIV Transmission

Several types of research have documented that male circumcision significantly reduces the risk of HIV acquisition by men during penile-vaginal sex.

read more...

Rabu, 23 September 2009

Hari AIDS Sedunia 1 Des 2009. "Stop AIDS: Akses untuk Semua!

Salam hormat,

Perkenan kami memberitahukan bahwa Pengurus Pusat Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) mendapat amanah dari Komisi Penanggulangan AIDS Nasional (KPAN) yang diketuai oleh Bapak Menko Kesra RI untuk menjadi koordinator nasional Peringatan Hari AIDS Sedunia 1 Desember 2009.

Kami mohon dukungan dan peran aktif Bapak/Ibu/Saudara untuk bersama-sama kita sukseskan peringatan HAS 2009 bertema "Akses Universal dan Hak Asasi Manusia" yang merupakan terjemahan dari tema dunia "Universal Access and Human Right".

Makna dari tema tersebut adalah setiap masyarakat dari berbagai latar belakang ekonomi, budaya, pendidikan, profesi, tempat tinggal, orientasi seksual, khususnya mereka yang membutuhkan, berhak memperoleh informasi, pencegahan, perawatan, dukungan, dan pengobatan tentang HIV dan AIDS. Kesehatan pada dasarnya merupakan hak asasi manusia yang utama (health is the first human right), dengan demikian setiap orang, termasuk orang yang terinfeksi HIV berhak hidup sehat dan memperoleh layanan kesehatan yang memadai.

Sub-tema peringatan HAS 2009 adalah "Kerjasama Masyarakat dan Pemerintah Mampu Mempercepat Pemenuhan Akses Informasi, Pencegahan, Perawatan, Dukungan, dan Pengobatan". Sebagaimana Bapak/Ibu/Saudara maklumi, inilah kali pertama sebuah organisasi civil society berperan menjadi koordinator nasional peringatan HAS. Peran serta masyarakat yang semakin meningkat dan bermakna, diiringi oleh komitmen pemerintah yang semakin kuat, semoga mampu membentuk sebuah aliansi besar yang tangguh untuk menghadapi epidemi HIV dan AIDS di negeri kita.

Kami mengajak semua pihak, teman-teman LSM, organisasi profesi, tenaga kesehatan, lembaga pendidikan, organisasi populasi kunci, jaringan orang terinfeksi HIV, organisasi keagamaan, organisasi remaja/pemuda, organisasi perempuan, tenaga kerja/buruh migran, serta teman-teman di departemen pemerintahan, untuk bersemangat meningkatkan kepedulian kita menjelang HAS 2009 dan menyelenggarakan beragam kegiatan peningkatan kepedulian masyarakat terhadap HIV dan AIDS, dengan menghindari aktivitas yang bersifat hura-hura ataupun seremonial.

Demikian pemberitahuan dan himbauan ini kami sampaikan. Terima kasih banyak atas perhatian dan kerjasama yang baik dari Bapak/Ibu/Saudara.

"Stop AIDS: Akses untuk Semua!"

Sabtu, 21 Maret 2009

RENCANA AKSI NASIONAL PENANGGULANGAN HIV DAN AIDS DI INDONESIA

Epidemi HIV telah berlangsung 20 tahun di Indonesia, dan sejak tahun 2000 epidemi tersebut sudah terkonsentrasi pada sub-populasi berisiko tinggi, yaitu pengguna Napza suntik (penasun), wanita penjaja seks (WPS) dan waria. Dalam lima tahun terakhir ini, laju peningkatan jumlah kasus AIDS semakin cepat. Departemen Kesehatan (Depkes) melaporkan jumlah kasus baru AIDS pada tahun 2006 sebanyak 2.873. Jumlah ini dua kali lipat dibanding jumlah yang dilaporkan selama 17 tahun pertama epidemi tersebut di Indonesia, yakni 1.371 kasus. Jarum dan alat suntik merupakan jalur transmisi pemicu percepatan ini. Diperkirakan penularan melalui hubungan seksual berisiko mendominasi mulai tahun 2008. Di Tanah Papua, penularan HIV melalui hubungan seksual berisiko telah sampai pada masyarakat umum.

read full text here

Statistik Kasus HIV/AIDS di Indonesia

Cases of HIV/AIDS in Indonesia
Reported thru' December 2008


Read full text here

PENGETAHUAN DAN SIKAP MENGENAI HUBUNGAN PENGGUNAAN NARKOBA DENGAN KEJADIAN INFEKSI HIV/AIDS

Peningkatan angka kejadian HIV/AIDS tidak saja disebabkan faktor perilaku seksual,
tetapi juga penggunaan narkoba suntik secara bersama-sama. Kurangnya pengetahuan
mengenai hal ini merupakan salah satu penyebab tetap tingginya kasus HIV/AIDS.

Read full text here

Buku Saku Hidup dengan AIDS

read full text here